Rabu, 31 Oktober 2012

rindu menjadi anak kecil

saya rindu menjadi anak kecil. saat hidup hanya permainan. saat tangis berhadiah permen. saat dunia begitu luas dan langit begitu tinggi. tak perlulah menumbur batas-batas ini.

Minggu, 21 Oktober 2012

what should I do?

pernah ga sih kalian ngerasa nyaman dan suka setiap bareng seseorang tapi ga pengen terikat status dengan orang itu?

dan saya sedang mengalami itu.
what should I do?

Sabtu, 20 Oktober 2012

my weakness is that I care too much

semua orang yang kenal baik dengan saya tau sekarang saya kuliah dimana dan karena apa. Ya saya kuliah di jurusan yang sama dan di universitas yang sama dengan kakak saya. Tepat setelah dia lulus, saya masuk.

Sebenarnya mungkin semuanya akan berjalan normal-normal saja kalau saya bernasib sama seperti semua adik orang lain, tapi tidak untuk saya. Kami dianugrahi Tuhan wajah yang mmm... sangat mirip bahkan seperti kembar. Orang-orang bahkan sering salah mengenali kami, tak terkecuali di kampus ini.

Awalnya biasa saja dan memang sudah terbiasa juga ditanya "eh adeknya Ulek (nama panggilan kakak saya) ya?" dan kemudian biasanya dengan ogah saya menjawab iya. Bukan apa-apa mengapa saya menjawab dengan ogah-ogahan adalah karena saya bosan dibanding-bandingkan, dibuat hidup dibawah bayangan orang lain sampai seringnya kehilangan identitas diri karena hanya dikenal sebagai "adeknya Ulek" bukan sebagai "Tati" (percayalah banyak dari mereka yang hanya mengenal saya sebagai adeknya Ulek tanpa mau repot-repot tau siapa nama saya. Mungkin bagi mereka nama saya tak sepenting guyonan mereka terhadap saya sebagai seorang adik yang mau-maunya saja menjalani hidup percis seperti kakaknya).

Ditambah lagi pertanyaan-pertanyaan mereka yang sebenarnya saya sendiri tak tau apa jawabannya. Seperti halnya "mengapa saya juga harus kuliah di jurusan yang sama dengan kakak saya". Puncak dari segala keingintahuan mereka adalah saat makrab yang lalu. Segala pertanyaan semacam tadi itu mereka lontarkan pada saya dan membuat saya seperti seorang Ulek wanna be dan tidak menjadi diri saya sendiri, padahal dalam kenyataannya (semua orang yang kenal dekat dengan saya tau kalau itu) tidak benar. Keadaan ini membuat saya tertawa hambar tiap kali ingat kalimat yang pernah dilontarkan Oscar Wilde "be yourself cause everybody else is taken". Mereka membuat keadaan seolah-olah adalah salah bagi saya untuk (secara kebetulan) memiliki nasib yang sama dengan kakak saya kuliah di sini. Tapi saya pun tak tau memangnya menurut mereka seharusnya saya kuliah dimana.

Semua yang kenal dekat dengan saya juga tau kalau sebenarnya mau saya kuliah bukan untuk kuliah disini, tapi apa daya realitanya begini. Nasihat bijak teman saya sajalah yang membuat saya tiap hari menekan keengganan bertahan disini. Dia mengingatkan yang kira-kira intinya begini "Allah Maha Adil, mana mungkin Dia salah menempatkan rejeki hambaNya".

Lagi dan lagi all of this that seems like a very something even actually nothing disturbs me. Mungkin kedengarannya konyol, tidak tau diri dan seperti tidak bersyukur kalau hanya karena ini aku merasa tidak ingin kuliah disini. Tapi dari hati yang terdalam I still can't find the reason (that purely come from inside of me) to stay here. God, there's nothing You can't do, so please I beg you... please give me a chance to fly high from this place just to make others know that I'm here standing by my own feet as who I really am. As you know, not because I dislike my sister or etc, but I think it's usual if somebody doesn't want to be compared with whoever, including her own sister.

:'(

Rabu, 17 Oktober 2012

love al12

Biarkan aku bercerita. Pagi tadi aku seharusnya kuliah pengantar humas, tapi yeah (tolong jangan beritau orang tuaku) aku terlambat masuk kelas sehingga tidak diperkenankan masuk. Saat itu seketika aku tertawa kecil, aku teringat al12, begitu aku biasa menyebut mereka, sahabat-sahabatku, saudara-saudaraku. Sesuai dengan quote yang pernah kubaca "Best friends are the families from different parents".
Kalau tadi pagi mereka ada disini, aku yakin mereka akan ikut menertawaiku seakan berkata "ckck ti ti, makanya jangan telat mulu". Dan kemudian ada hening yang menyergapku, mereka tidak disini.

Sebenarnya kalau tadi pagi aku mau nebeng dengan Susan (salah satu dari al12) mungkin aku tidak akan terlambat dan justru menghabiskan sepagianku di kantin padahal seharusnya untuk kuliah. Alasan mengapa tadi pagi aku enggan bareng Susan adalah karena aku sedang ingin naik BRT, menikmati suasana mendung pagi tadi dari kaca jendela BRT. Tapi ternyata being on time is my hardest thing to do. Aku telah berencana untuk menambah ritual menikmati mendung pagi ini dengan musik asal playlistku. Tapi sayang seribu sayang, aku lama menghabiskan waktu mencari headset karena aku lupa kalau ternyata headsetku masih di temanku. Alhasil aku berangkat dari rumah pukul 7. Aku memilih untuk tidak gelisah memikirkan kemungkinan aku telat. Perjalanan ke kampusku tetap sesuai rencana hanya terdapat sedikit perubahan yaitu musiknya diganti dengan musik seadanya dari speaker BRT haha. Aku meyakinkan sebagian hatiku yang tetap gelisah "udah tenang aja, ibunya kan jarang masuk, dia juga biasanya telat, doain aja, kalaupun lu telat, ibunya lebih telat dari lu". Aku nyengir mengiyakan bujukan diriku sendiri.

Sesuai dengan kontrak kuliah mata kuliah pengantar humas ini, toleransi telat untuk mahasiswa sampai pukul 7.45, sedangkan untuk dosennya sampai pukul 8.00. Tapi pagi ini semesta tidak mendukungku untuk kuliah. Aku sampai di depan pintu kelas tepat pukul 8.00, kuliah sudah dimulai, aku dan banyak teman-temanku yang lain terlamabat. Aku memutuskan untuk menerimanya sebagai anugrah. Aku dan temanku pun akhirnya bermuara ke kantin dekat perpustakaan, mensyukuri nasib dengan menertawakannya diatas semangkuk mie ayam dan teh botol.

Selanjutnya, setelah makan bersama teman-teman yang lain (yang sudah selesai kuliah karena mereka tidak telat) aku mengungsi ke kostan temanku untuk menunggu jadwal BBQ yang masih jam 1 siang. Adalah Tia, si pemilik kostan dengan novel supernova seriea, 99 cahaya di langit Eropa, dan beberapa teenlit sebagai hiasannya. Terlalu banyak yang ingin aku pinjam dari koleksinya, tapi akhirnya pilihanku jatuh pada 99 cahaya di langit Eropa.

Duduk di kursi pojok belakang sebelah kiri BRT jurusan Rajabasa-Sukaraja, aku menikmati perjalanan pulangku dengan melanjutkan membaca novel yang tadi kupinjam.

(Hallo lagi, tadi tulisan ini sempat terhenti karena aku baru saja selesai merendam kaus kaki. Sebenarnya maksudku aku akan merendamnya nanti saja, tapi ibu suri telah melantunkan nyanyiannya, maka sebelum menjadi sahabat yang baik aku hatus terlebih dahulu menjadi anak yang baik.

Oke sekarang kita lanjutkan ceritanya.)

Dalam novel itu diceritakan bahwa dulu setiap kali tokoh utama mendapat tugas liputan, ia selalu meminta sopir untuk mengantarnya sholat di Masjid Sunda Kelapa, masjid favoritnya mencurahkan isi hati. Membaca bagian itu, aku benar-benar merasa mengerti dengan apa yang dirasakan penulis. Aku juga punya masjid favorit, Masjid Al-Muslimin namanya. Masjid dengan tampilan bersih, nyaman dan berkelas ini terletak di daerah Pahoman, BandarLampung, tepat disebelah stadion Pahoman.

Dulu setiap Jum'at ataupun Sabtu sore kami selalu menunaikan sholat Ashar disini. Bersyukur ataupun mengadu bersama-sama dan beramai-ramai kepada Dia Yang Maha Mengetahui tentang ujian yang memang sengaja dirancang untuk menguatkan kami. Tapi kami bersyukur, karena ujian-ujian itulah kami dipersaudarakan erat dan didewasakan atas kebahagiaan. Sampai saat ini pun, kapanpun bisa sholat bersama, pilihan kami selalu jatuh kepada masjid Al-Muslimin. Selain letaknya yang memang strategis, memory yang tumbuh disana semakin memperhangat nuansa spiritual kami untuk senantiasa bersyukur kepada Allah SWT.

Dan sekarang, di tempat dan di posisi kita masing-masing, yang walaupun terpisah jarak geografis, kita tetap terhubung dengan do'a dari masing-masing kita. Mendo'akan sahabatnya, saudaranya, selalu sehat, selalu dalam kebaikan, dan selalu semangat karena sadar disini ada kita. Disini kita ada untuk selalu dengan sepenuh hati mendendangkan rekan setiaku rekan seangkatan, yang relakan diri sakit demi bela teman.

my bel, dian, diane, jeje kun, aong, anggikun, bang hajri, ririn, monic, icha, susan, love youuuu
Tati sayang al12 karena Allah :')

Senin, 15 Oktober 2012

cinta itu klise

cinta itu klise. apa coba yang lu bayangin saat orang bilang cinta. ada dua orang yang saling mencintai dan kemudian mereka bahagia. tapi kalo salah satunya ga cinta, itu yang namanya broken heart. masalah cinta juga ga kalah klisenya. sebenernya ya gitu-gitu aja, tapi kerasa nyiksa banget karena kita yang jalanin. mulai dari suka sama orang yang suka sama orang lain, disukain sama orang yang kita ga suka, suka sama orang yang ternyata juga disukain sohib kita, saling suka tapi ga sanggup tahan kangen karena jauh, saling suka tapi ga dapet restu orang tua, sampe saling suka tapi ga sanggup khianatin Tuhan yang satu dengan perwujudan kepercayaan yang beda alias agama.

banyak hal, bahkan kadang terlalu banyak hal. buat gw sendiri, masalah terbesar gw adalah keperfeksionisan gw. kenyataan kalo nobody's perfect in this world bener-bener ngebuat gw ga bisa banget jadi putri dalam dongeng yang menantikan pangeran kuda putih. dulu, temen gw pernah iseng-iseng nyeletukin gw "tati mah kalo ada yang suka dia ga suka, pas dia suka, orangnya suka sama yang laen". semua ketawa denger statement itu, ga terkecuali gw. walaupun endingnya kedengeran miris, tapi kalimat itu damn jleb bener buat gw. bukan karena yang suka sama gw itu orang-orang ga kompeten sampe gw ga menerima mereka, bukan. trus kenapa gw ga nerima mereka? jawabannya sama kayak kenapa gw suka sama orang yang gw suka tapi suka sama orang lain, yeah gw ga tau alasan kenapanya. yang gw tau, hati gw ga memilih mereka karena hati gw memilih yang lain.

gw inget, waktu itu saat gw ngobrol di kamar bareng uce, dia bilang gini "cowok itu punya hak untuk memilih dan kita (cewek) punya hak untuk menolak"

dan seklise semua adegan tolak menolak cinta kita biasanya bilang, "maaf gw ga bisa, lu terlalu baik buat gw, akan ada orang yang lebih baik dari gw buat lu"

"kalo boleh tau kenapa? apa karena udah ada yang lain?"

dan kita (para cewek dengan standar terlalu tinggi mengharap pangeran sesempurna malaikat) akan menjawab "iya".

dan seklise doa cewek naif yang berharap dirinya putri dalam dongeng, semoga gw dipilih oleh dia yang gw pilih. dan semoga pangeran berkuda putih itu beneran ada di dunia nyata kita ini, kehidupan. cause like tumblr says always remember that God only makes a happy ending. If it isn't happy then it's not the end.

Selasa, 02 Oktober 2012

jangan berisik

pagi ini di kelas PKN, aku merasa terganggu dengan dua orang temanku yang duduknya tepat di belakangku karena mereka mengobrol dengan suara yang lebih seru dari suara dosenku. ternyata bukan hanya aku saja yang merasa terganggu, tiga temanku yang lain yang duduk sebarisan denganku, tepat di depan barisan mereka juga merasa terganggu dan bahkan walaupum seorang temanku sudah menegur mereka dengan gaya jenaka untuk jangan berisik, mereka tetap asik mengobrol.

aku sendiri walaupun sebenarnya ingin sekali menghadap ke arah mereka dan menyuruh mereka diam, lebih memilih untuk diam mengabaikan mereka dan fokus dengan apa yang dosen jelaskan. aku enggan menegur mereka karena mungkin aku pun pernah tanpa sadar menjadi seperti mereka. karena terkadang tanpa sadar kita menjadi seseorang yang kita benci. hanya karena kita senang dan merasa tidak mengganggu orang lain, kita lupa bahwa tidak semua orang yang merasa terganggu mau bilang kalau mereka terganggu. tapi sebagai manusia khususnya sebagai seseorang yang pernah belajar apa arti makhluk sosial, seharusnya kita terbiasa untuk mengontrol diri kita.