Selasa, 18 September 2012

mengerti karena mengalami

biasanya kita akhirnya bisa percaya dan mengerti sesuatu setelah kita melewati atau mengalami sesuatu. dulu saat kita masih polos, lagu-lagu cinta ga pernah sampe memenjarakan kita bedua aja dengan pikiran kita. mungkin ada sebagian dari kita yang dulu dengan naif ga percaya sensasi jatuh cinta sampai patah hati sampai akhirnya kita ngalamin itu sendiri dan merasa malu karena menjadi mereka yang dulu sering kita tertawai karena kita anggap lebay atau semacamnya, cuma karena saat itu kita ga ngerti dan belum ngalamin. That's why apapun bentuk dan kondisi orang yang kita temuin, kita ga seharusnya memandang remeh dan menertawakan mereka. karena mungkin besok kita yang mengalami itu.

contoh lain, dulu sehebat apapun saya ngebayangin bagaimana rasanya menjadi mahasiswa, imajinasi saya tetap ga pernah sesempurna realita saat ini. rasa kangen sebagai anak SMA, rasa kangen dikenali dan diperlakukan secara special atas seragam yang kita pakai dan rasa kangen atas persahabatan tanpa syarat serta hal remeh-temeh lain yang dulu kita ga pernah sangka akan kita kangenin. semua kangen itu terlalu jauh untuk dicapai dengan cuma imajinasi anak SMA, kita perlu menjadi dan mengalaminya sendiri untuk mengerti.

Intinya tiap momen di hidup kita jadi berharga karena kita alami dan lewati :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar