Selasa, 04 Desember 2012

tak tau harus diberi judul apa

sebenarnya sudah sejak maghrib tadi saya ingin menuliskan ini, tapi tentu saja tertunda karena masih ada beberapa hal yang harus saya rampungkan. memang sudah sejak hari sabtu kemarin saya merasa tidak enak badan. namun ini berlanjut semakin parah karena kemarin saya meminum jus orange botol yang ternyata mengandung pemanis buatan yang langsung bereaksi negatif dengan tenggorokan saya yang memang sensitif ditambah keadaan yang memang tidak fit. beruntung siang tadi mata kuliah politik saya tidak ada dosen dan kemudian saya memutuskan untuk pulang ke rumah dan beristirahat.

selama awal kuliah ini, badan tidak fit dan sering drop sering saya alami. lucunya justru hampir membuat saya seakan terbiasa. saya mencoba untuk merasa tidak merasakannya. benar saja, setelah saya ingat-ingat hampir setiap weekend saya akhirnya menolak ajakan teman untuk hang-out karena badan yang begitu minta dimanja dirumah. sejak kecil saya memang ringkih (begitu ibu saya bilang). terutama saat saya banyak pikiran yang akhirnya membuat saya sakit kepala tidak bisa tidur karena dipenuhi dengan pikiran negatif. tapi penyakit tidak boleh banyak pikiran ini tidak pernah sembuh karena bagaimana mungkin saya melarang pikiran saya untuk jangan banyak pikiran? ini seperti saat kita dilarang membayangkan gajah, semakin dilarang kita justru semakin membayangkannya bukan?

dan sayangnya hidup saya saat ini sangat kreatif menelurkan pikiran negatif kepada saya. bagaimana tidak? saat ini saya berada di antara orang-orang yang seakan melabeli orang-orang yang mencoba positif sebagai sesuatu yang salah. mereka selalu membuat kepala saya sakit. mereka menjungkirbalikan logika saya. katanya, semua itu tergantung kita. senang ataupun tidak itu semua tergantung kita. tapi kenyataannya dalam hidup ada yang namanya passion dan karakter seseorang yang seringkali membuat banyak hal tidak bisa nyaman meski bisa bersama. ini seperti memakai sandal yang sepasang tapi berbeda. misalnya yang sebelah kiri sandal jepit dan yang sebelahnya lagi adalah sandal semacam high hills, silakan anda bayangkan sendiri bagaimana rasanya.

yang jelas lagi dan lagi dengan sangat naifnya saya bilang, saya kangen teman-teman "sealiran saya". saya berharap perubahan hanya dongeng. hanya berharap bisa terus-terusan menjadi putri dalam dongeng. tapi ternyata realita juga lahir dari fantasi dongeng yang berhasil diwujudkan menjadi kenyataan.

dan kalau boleh jujur, tepat saat saya bangun tidur tadi, saya disambut dengan sebuah kalimat yang bersuara dalam kepala saya sendiri "semua begitu sepi dalam duka".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar