Selasa, 08 November 2011

melalui DSLR

story of someone that I know almost well.

Hall of residence Binus University, begitulah mereka menyebut bangunan ini. Sebuah asrama setara kualitas apartemen yang didedikasikan oleh kampus Binus khusus untuk para mahasiswanya yang dengan mampu dan berlapang dada "menyisihkan" uangnya untuk bertempat tinggal sementara disini. "kalian boleh tunggu disini sebentar, biar saya ambilkan dulu kunci kamar kalian" ucap pak Tangkas sambil mempersilahkan kami duduk di waiting spot yang tepat mengarah ke arah kolam renang. Terpesona dengan indahnya desain arsitektur bangunan ini beserta segala isinya, kami tidak mengeluh sama sekali saat harus menunggu, sungguh pemandangan yang sangat memanjakan mata.

semuanya berawal dari  mereka, anak-anak SMA yang dengan mau-maunya mengikuti keisenganku mengulik dunia fotografi. Aku yang suka memotret dan mereka yang sangat suka dipotret, suatu mutualisme yang menyenangkan.

Beberapa waktu yang lalu, sekolah mereka mendapat undangan lomba membuat video anti korupsi. Iseng-iseng berhadiah, mereka mendaftar menjadi kandidat. Sungguh konyol mereka yang mengajakku berpartisipasi karena dengan jujurnya mereka bilang hanya aku "fotografer" yang mereka kenal. dengan pertimbangan menambah jam terbang dan membahagiakan beberapa anak muda, aku memutuskan untuk ikut serta.

aku berperan sebagai kameramen. sedangkan untuk ide cerita, kostum hingga artis semuanya mereka yang menangani. waktu berlalu dan video yang bertema "beli bangku kok di sekolah" ini pun selesai dan telah dikirim. 2 minggu berlalu sejak video dikirim, tapi kami masih belum menerima pengumuman. hingga suatu sore panitia dari Binus menelpon dan menyatakan bahwa kami memperoleh juara ke-2. Tanpa bertele-tele, kami berangkat pada hari yang ditentukan. Dan disinilah kami sekarang, duduk diantara para pemenang lainnya menunggu giliran menerima piala.

Di ruangan inilah aku untuk pertama kalinya bertemu dengan dia. Kami sama-sama menenteng DSLR, hanya bedanya gayanya lebih asik, menggambarkan jam terbangnya yang cukup dalm kategori lumayan. Awalnya biasa saja, sampai akhirnya segerombolan anak SMA momonganku ini mulai berceloteh yang tidak-tidak. Mereka bilang, dia (yang kemudian kuketahui namanya Joko) diam-diam meng-capture-ku dengan DSLRnya. aku tak percaya sampai akhirnya aku menengok tepat saat DSLRnya mengarah kepadaku, Gotcha!

Namun sialnya, aku juga harus dengan tidak beruntungnya juga tertangkap basah olehnya sedang meng-candid gaya memotretnya. bukan apa-apa, hanya ingin mengabadikan wajah seseorang yang lumayan dan pernah diam-diam memotretku. Dan konyolnya, si anak-anak SMA momonganku benar-benar girang saat mereka memiliki bahan untuk menggodaku, mb Pit dan mamas Joko, terdengar sangat klasik buka?
aku tidak begitu peduli, biar bagaimanapun mereka hanya anak-anak SMA, sedangkan aku dan Joko selamanya hanya berinteraksi melalui DSLR kami, terlihat special namun biasa saja sebenarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar