Rabu, 23 November 2011

surat untuk smanda

terinspirasi dari kebebasan penulis menyuarakan isi kepalanya dalam artikel ini http://www.anakui.com/2011/11/22/surat-untuk-ui/

terserah kalau saya dinilai sebagai seseorang yang selalu mengeluh dan menuntut, saya ga peduli. tapi setidaknya saya terbebas dari sesak isi kepala saya. bukan karena saya tidak bersyukur menjadi bagian dari SMANDA, melainkan justru karena saya merasa menjadi bagian kecil tersebut, yang meski hanya kecil tetap menginginkan yang terbaik dari SMANDA.

dear smanda,
saya ga ngerti, bukan sebenarnya terlalu banyak hal yang saya ga ngerti dari anda. mulai dari segala pepraturan anda yang ga pernah diatur dan dilaksanain warganya sampai semua kebijakan anda yang menurut saya sangat ga bijak.

saya bingung harus mulai dari mana. pertama sampai saya sekarang pun saya ga ngerti kenapa anda harus repot-repot menyandang predikat RSBI yang dimata saya dan saya yakin dimata banyak orang lain pun sama bullshitnya. I mean, what's actually the function of that?
mulai dari kualitas pengajar dan yang diajarnya. mari kita jujur-jujuran, ada begitu banyak guru yang saya juga bingung kok bisa-bisanya "beliau" lulus sebagai guru? guru smanda lagi yang KATANYA sekolah terbaik disini. tanpa saya sebutkan pun saya yakin semua murid smanda sudah punya guru the most unfavorite nya masing-masing. Jangan tanya saya, saya cuma punya 3 guru favorite, sisanya masuk ke daftar unfavorite.

sekarang dari pihak yang diajar. bagi saya dan beberapa teman saya, menjadi bagian dari anda adalah sebuah perjuangan yang sangat besar. tapi betapa kecewanya kami, ketika di setiap pergantian tahun ajaran, anda menerima "tamu" yang berniat menanam investasi di kursi sekolah, dan deal! Kemudian akhirnya tamu-tamu anda bergabung menjadi bagian dari keluarga besar smanda. hebatnya lagi, tamu-tamu anda selalu meminta perhatian lebih dibanding murid lain, mereka lebih aktif ke kantin belakang dan kadang-kadang "mampir" di kantor polisi. memberi warna pada almamater kita, sayangnya warna hitam.

dan kemudian, fasilitas? ini adalah topik yang selalu berhasil membuat murid-murid smanda mengelus dada ketika membahasnya. setau saya, kalau tidak salah angkatan saya sampai saat ini masih belu mendapat loker seperti yang dijanjikan, sampai saat ini saya dan teman-teman masih mendamba wi-fi yang bisa dipakai untuk googling, dan sampai saat ini kami masih berharap tidak akan marah-marah karena mendapati gadget kami rusak karena di-cas di listrik smanda yang ternyata tegangannya ga stabil. oh iya, sampai saat ini pun kami ga tau tuh fungsi jalan smanda diaspal itu buat apa. apa pernah kita setuju? ups, salah deng, apa pernah kita ditanya setuju apa enggak?

muak bahas hardware-nya smanda, sekarang kita bahas software-nya. kita mulai dari staffnya. saya pernah pegang jabatan di ekskul, saya pernah bener-bener keteteran ngatur jadwal latihan sama kaldik smanda yang ternyata ga guna sama sekali. acara di smanda itu ya suka-suka. kalo hari ini mau dispen sesekolah nongkrong-nongkrong ya hayo aja. kalo besok mau ngundurin orgab karena ada guru yang nikahan ya ga masalah. mereka bilang jadwal mah fleksibel aja. tanpa pernah peduli ada pihak lain yang bener-bener mempersiapkan sesuatu luarbiasa buat kebaikan smanda. seringkali smanda lupa, kalau ada ekskul-ekskul dengan segala progja didalamnya.


dan yang terakhir, kami bingung. sebagai murid, jelas dong kami harus mengikuti apa yang diajarkan guru kita. tapi bagaimana kalau guru kita mengajarkan yang tidak baik pada kita? menunjukkan pada kita bagaimana cara merokok, menunjukkan bahwa dengan sedikit kelihaian berkomunikasi pada waktu yang tepat (class-meeting) kita pasti akan mendapatkan apa yang kita mau (nilai besar). dan katanya kita harus selalu jujur, tapi apa yang akan terjadi saat UN nanti, apakah anda juga akan "bertindak"? wahai smanda..

best wishes
your rebel student

Tidak ada komentar:

Posting Komentar