Rabu, 17 Oktober 2012

love al12

Biarkan aku bercerita. Pagi tadi aku seharusnya kuliah pengantar humas, tapi yeah (tolong jangan beritau orang tuaku) aku terlambat masuk kelas sehingga tidak diperkenankan masuk. Saat itu seketika aku tertawa kecil, aku teringat al12, begitu aku biasa menyebut mereka, sahabat-sahabatku, saudara-saudaraku. Sesuai dengan quote yang pernah kubaca "Best friends are the families from different parents".
Kalau tadi pagi mereka ada disini, aku yakin mereka akan ikut menertawaiku seakan berkata "ckck ti ti, makanya jangan telat mulu". Dan kemudian ada hening yang menyergapku, mereka tidak disini.

Sebenarnya kalau tadi pagi aku mau nebeng dengan Susan (salah satu dari al12) mungkin aku tidak akan terlambat dan justru menghabiskan sepagianku di kantin padahal seharusnya untuk kuliah. Alasan mengapa tadi pagi aku enggan bareng Susan adalah karena aku sedang ingin naik BRT, menikmati suasana mendung pagi tadi dari kaca jendela BRT. Tapi ternyata being on time is my hardest thing to do. Aku telah berencana untuk menambah ritual menikmati mendung pagi ini dengan musik asal playlistku. Tapi sayang seribu sayang, aku lama menghabiskan waktu mencari headset karena aku lupa kalau ternyata headsetku masih di temanku. Alhasil aku berangkat dari rumah pukul 7. Aku memilih untuk tidak gelisah memikirkan kemungkinan aku telat. Perjalanan ke kampusku tetap sesuai rencana hanya terdapat sedikit perubahan yaitu musiknya diganti dengan musik seadanya dari speaker BRT haha. Aku meyakinkan sebagian hatiku yang tetap gelisah "udah tenang aja, ibunya kan jarang masuk, dia juga biasanya telat, doain aja, kalaupun lu telat, ibunya lebih telat dari lu". Aku nyengir mengiyakan bujukan diriku sendiri.

Sesuai dengan kontrak kuliah mata kuliah pengantar humas ini, toleransi telat untuk mahasiswa sampai pukul 7.45, sedangkan untuk dosennya sampai pukul 8.00. Tapi pagi ini semesta tidak mendukungku untuk kuliah. Aku sampai di depan pintu kelas tepat pukul 8.00, kuliah sudah dimulai, aku dan banyak teman-temanku yang lain terlamabat. Aku memutuskan untuk menerimanya sebagai anugrah. Aku dan temanku pun akhirnya bermuara ke kantin dekat perpustakaan, mensyukuri nasib dengan menertawakannya diatas semangkuk mie ayam dan teh botol.

Selanjutnya, setelah makan bersama teman-teman yang lain (yang sudah selesai kuliah karena mereka tidak telat) aku mengungsi ke kostan temanku untuk menunggu jadwal BBQ yang masih jam 1 siang. Adalah Tia, si pemilik kostan dengan novel supernova seriea, 99 cahaya di langit Eropa, dan beberapa teenlit sebagai hiasannya. Terlalu banyak yang ingin aku pinjam dari koleksinya, tapi akhirnya pilihanku jatuh pada 99 cahaya di langit Eropa.

Duduk di kursi pojok belakang sebelah kiri BRT jurusan Rajabasa-Sukaraja, aku menikmati perjalanan pulangku dengan melanjutkan membaca novel yang tadi kupinjam.

(Hallo lagi, tadi tulisan ini sempat terhenti karena aku baru saja selesai merendam kaus kaki. Sebenarnya maksudku aku akan merendamnya nanti saja, tapi ibu suri telah melantunkan nyanyiannya, maka sebelum menjadi sahabat yang baik aku hatus terlebih dahulu menjadi anak yang baik.

Oke sekarang kita lanjutkan ceritanya.)

Dalam novel itu diceritakan bahwa dulu setiap kali tokoh utama mendapat tugas liputan, ia selalu meminta sopir untuk mengantarnya sholat di Masjid Sunda Kelapa, masjid favoritnya mencurahkan isi hati. Membaca bagian itu, aku benar-benar merasa mengerti dengan apa yang dirasakan penulis. Aku juga punya masjid favorit, Masjid Al-Muslimin namanya. Masjid dengan tampilan bersih, nyaman dan berkelas ini terletak di daerah Pahoman, BandarLampung, tepat disebelah stadion Pahoman.

Dulu setiap Jum'at ataupun Sabtu sore kami selalu menunaikan sholat Ashar disini. Bersyukur ataupun mengadu bersama-sama dan beramai-ramai kepada Dia Yang Maha Mengetahui tentang ujian yang memang sengaja dirancang untuk menguatkan kami. Tapi kami bersyukur, karena ujian-ujian itulah kami dipersaudarakan erat dan didewasakan atas kebahagiaan. Sampai saat ini pun, kapanpun bisa sholat bersama, pilihan kami selalu jatuh kepada masjid Al-Muslimin. Selain letaknya yang memang strategis, memory yang tumbuh disana semakin memperhangat nuansa spiritual kami untuk senantiasa bersyukur kepada Allah SWT.

Dan sekarang, di tempat dan di posisi kita masing-masing, yang walaupun terpisah jarak geografis, kita tetap terhubung dengan do'a dari masing-masing kita. Mendo'akan sahabatnya, saudaranya, selalu sehat, selalu dalam kebaikan, dan selalu semangat karena sadar disini ada kita. Disini kita ada untuk selalu dengan sepenuh hati mendendangkan rekan setiaku rekan seangkatan, yang relakan diri sakit demi bela teman.

my bel, dian, diane, jeje kun, aong, anggikun, bang hajri, ririn, monic, icha, susan, love youuuu
Tati sayang al12 karena Allah :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar