Sabtu, 20 Oktober 2012

my weakness is that I care too much

semua orang yang kenal baik dengan saya tau sekarang saya kuliah dimana dan karena apa. Ya saya kuliah di jurusan yang sama dan di universitas yang sama dengan kakak saya. Tepat setelah dia lulus, saya masuk.

Sebenarnya mungkin semuanya akan berjalan normal-normal saja kalau saya bernasib sama seperti semua adik orang lain, tapi tidak untuk saya. Kami dianugrahi Tuhan wajah yang mmm... sangat mirip bahkan seperti kembar. Orang-orang bahkan sering salah mengenali kami, tak terkecuali di kampus ini.

Awalnya biasa saja dan memang sudah terbiasa juga ditanya "eh adeknya Ulek (nama panggilan kakak saya) ya?" dan kemudian biasanya dengan ogah saya menjawab iya. Bukan apa-apa mengapa saya menjawab dengan ogah-ogahan adalah karena saya bosan dibanding-bandingkan, dibuat hidup dibawah bayangan orang lain sampai seringnya kehilangan identitas diri karena hanya dikenal sebagai "adeknya Ulek" bukan sebagai "Tati" (percayalah banyak dari mereka yang hanya mengenal saya sebagai adeknya Ulek tanpa mau repot-repot tau siapa nama saya. Mungkin bagi mereka nama saya tak sepenting guyonan mereka terhadap saya sebagai seorang adik yang mau-maunya saja menjalani hidup percis seperti kakaknya).

Ditambah lagi pertanyaan-pertanyaan mereka yang sebenarnya saya sendiri tak tau apa jawabannya. Seperti halnya "mengapa saya juga harus kuliah di jurusan yang sama dengan kakak saya". Puncak dari segala keingintahuan mereka adalah saat makrab yang lalu. Segala pertanyaan semacam tadi itu mereka lontarkan pada saya dan membuat saya seperti seorang Ulek wanna be dan tidak menjadi diri saya sendiri, padahal dalam kenyataannya (semua orang yang kenal dekat dengan saya tau kalau itu) tidak benar. Keadaan ini membuat saya tertawa hambar tiap kali ingat kalimat yang pernah dilontarkan Oscar Wilde "be yourself cause everybody else is taken". Mereka membuat keadaan seolah-olah adalah salah bagi saya untuk (secara kebetulan) memiliki nasib yang sama dengan kakak saya kuliah di sini. Tapi saya pun tak tau memangnya menurut mereka seharusnya saya kuliah dimana.

Semua yang kenal dekat dengan saya juga tau kalau sebenarnya mau saya kuliah bukan untuk kuliah disini, tapi apa daya realitanya begini. Nasihat bijak teman saya sajalah yang membuat saya tiap hari menekan keengganan bertahan disini. Dia mengingatkan yang kira-kira intinya begini "Allah Maha Adil, mana mungkin Dia salah menempatkan rejeki hambaNya".

Lagi dan lagi all of this that seems like a very something even actually nothing disturbs me. Mungkin kedengarannya konyol, tidak tau diri dan seperti tidak bersyukur kalau hanya karena ini aku merasa tidak ingin kuliah disini. Tapi dari hati yang terdalam I still can't find the reason (that purely come from inside of me) to stay here. God, there's nothing You can't do, so please I beg you... please give me a chance to fly high from this place just to make others know that I'm here standing by my own feet as who I really am. As you know, not because I dislike my sister or etc, but I think it's usual if somebody doesn't want to be compared with whoever, including her own sister.

:'(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar