Jumat, 23 November 2012

kamis, 22/11/12

halo kamis, apakabar? aku? kau tau apa jawabannya. kamis, apa kau tau semangat pergi kemana? Ia tidak pamit kepadaku, membuatku linglung.
Kamis, mau kah kau menjamuku hari ini? memperlakukanku secara spesial?
aku mengartikan spesial sebagai sesuatu yang hanya aku yang merasakan dan mengalaminya. tapi kau kamis, mana bisa kau hanya untukku. kau milik semua orang. siapa aku bisa memonopoli dirimu?

kamis, aku merasa tidak merasa. bahkan senyumku pagi ini kepada balita yang sedang belajar berjalan pun formalitas produk tatanan sosial yang kami sebut sopan santun, ramah tamah. Kamis, aku bosan dengan segala formalitas hidup, segala kepalsuan. apakah semua orang sudah tidak lagi punya hati dan ketulusan? oh, atau bisa jadi kami punya tapi palsu. kamis, aku benci seperti ini. kau tau, aku tidak ingin menjadi seperti orang kebanyakan, tapi ternyata aku sekarang sudah menjadi seperti orang kebanyakan. yang lebih gila, orang-orang lebih menyukai aku yang seperti orang kebanyakan. mereka sangat senang kubuat senang.

kamis, aku manusia 18 tahun yang kata mereka baru saja menemukan jati diri meski pada kenyataannya diriku sendiri curiga jangan-jangan justru aku baru saja kehilangan jati diri. aku baru saja setuju terhanyut oleh arus sebagaimana orang kebanyakan menyusuri hidupnya. kamis, pikiranku terlalu paradoks, membuatku takut saat yang lain terhanyut senang di dalamnya.
kamis, apa kau masih mendengarkanku? meski aku hanya menulis, aku berharap kau tetap bisa mendengar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar